pengaruh-organisasi-mahasiswa-ekstra-kampus-omek-terhadap-mahasiswa

Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus atau akrab dipanggil “OMEK” merupakan sebuah organisasi yang dibentuk atas dasar pemikiran yang sama dan tujuan yang sama. Mahasiswa sebagai Agent Of Change diharapkan mampu menjadi corong yang menyuarakan kegelisahan dan keresahan masyarakat, juga sebagai pelopor dalam perubahan.


Setiap OMEK membawa ideologi dan juga cara bertindak masing-masing sesuai dengan budaya yang mereka miliki. Tidak hanya bergerak pada ranah politik, OMEK juga diharapkan mampu membawa perubahan pada bidang sosial, budaya, dan semua aspek yang ada dalam masyarakat. Lalu bagaimana peranan OMEK terhadap mahasiswa di kampus ?.


Masing-masing OMEK memiliki tujuan yang berbeda dalam menjalankan organisasinya, ada yang fokus kepada kualitas yang dimiliki anggotanya, juga ada yang terfokus kepada kuantitas yang dimiliki OMEK tersebut. Namun saat ini di jalan manakah kecenderungan tersebut ? Kualitas atau Kuantitas ?.


Saat ini mulai banyak mahasiswa yang gelisah dan khawatir dengan keberadaan OMEK, karena merasa bahwa cara perekrutan anggota (Pengkaderan) yang mereka lakukan cenderung menggunakan cara yang mengandung banyak retorika dan janji palsu. Sebagai contohnya, para calon kader diiming-imingi dengan jabatan di sektor organ internal kampus, atau mendapatkan relasi yang lebih luas. 


Melalui cara perekrutan anggota dengan iming-iming jabatan membuat OMEK sekarang ini lebih banyak terfokus pada bidang politik, yang menguntungkan bagi para OMEK dalam merebut kekuasaan di organ internal kampus supaya kedepannya mereka dapat lebih banyak merekrut anggota. Lewat hal ini juga banyak mahasiswa yang menganggap OMEK hanya bergelut dan terfokus pada kuantitas bukan kualitas.


Golongan mahasiswa yang resah terhadap kehadiran OMEK sering disebut dengan Anti OMEK (AO). Golongan Anti OMEK sering melakukan counter action atau memberikan pressure terhadap gerak-gerik yang dilakukan OMEK terkhususnya pada saat pengkaderan. Pertanyaannya apakah semua mahasiswa yang resah terhadap kehadiran OMEK disebut Anti OMEK atau tergabung dalam golongan Anti OMEK ?.


Jawabannya, Tidak!. Golongan Anti OMEK tidak hanya melakukan perlawanan pada gerakan OMEK namun mereka juga cenderung menolak berpartisipasi dalam gerakan Politik Praktis di kampus. Faktanya banyak mahasiswa yang memiliki keresahan yang sama pada OMEK namun mereka juga terjun kepada ranah Politik Praktis. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua mahasiswa yang menolak praktik OMEK adalah Anti OMEK.


Oleh karena gerakan yang hanya berkutat pada perebutan jabatan (politik praktis) dan perekrutan anggota (kuantitatif), OMEK tidak lagi bisa disebut sebagai organisasi oposisi pemerintahan yang menyuarakan keresahan masyarakat, malahan berubah menjadi seperti partai politik yang ada dalam kehidupan kampus. Ketidak-percayaan inilah yang membuat eksistensi OMEK di beberapa kampus meredup, mereka kehilangan anggota satu-persatu, bahkan tidak dapat melanjutkan re-generasi organisasi untuk kedepannya.


Peristiwa ini merupakan kritik keras pada arus gerak OMEK yang hanya terfokus pada bidang politik praktis di kampus dan perekrutan anggota, supaya OMEK mengembalikan jati diri mereka sebagai corong kebenaran, sebagai penyambung lidah rakyat, dan sebagai pelopor agent of change.


Mungkin Anda Suka