lubang-ozon-sudah-terbuka-sejak-1980-namun-kenapa-sekarang-baru-saja-ditemukan

Jakarta - Sebuah lubang ozon baru ditemukan di wilayah tropis Bumi yang berukuran sangat besar. Para ahli mengingatkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari lubang tersebut. Penemuan terbaru itu disebut lepas dari pemodelan iklim para ilmuwan yang biasanya dapat memprediksi fenomena semacam ini. Lubang ozon yang baru ditemukan ini diperkirakan telah terbuka sejak 1980.


Lubang ozon tropis itu diteliti melalui kombinasi data observasi yang digabungkan dengan model reaksi elektron berbasis sinar kosmik. Hasilnya, para peneliti menemukan mekanisme fisis di atas wilayah tropis Bumi yang serupa dengan apa yang terjadi pada lubang ozon kutub di wilayah Antarktika.


Sama seperti halnya lubang ozon kutub, sekitar 80 persen dari nilai ozon normal ditemukan hilang pada lubang ozon tropis. Dilansir dari Science Daily, laporan awal menunjukkan tingkat penipisan ozon di wilayah khatulistiwa sudah membahayakan populasi besar dan radiasi ultra-violet (UV) terkait yang mencapai wilayah ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan.


Lubang ozon didefinisikan sebagai area yang kehilangan O3 (trioksigen, molekul anorganik) setidaknya 25 persen lebih besar dibanding yang ada di atmosfer sekitarnya. Lubang ozon sendiri merupakan ancaman bagi kesehatan manusia karena dapat meningkatkan tingkat radiasi ultraviolet di permukaan Bumi, dengan paparan yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit di antara kondisi kesehatan lainnya.


Lubang ozon terbaru yang dilaporkan dalam jurnal AIP Advances ini disebut tujuh kali lebih besar dari ukuran lubang ozon Antartika. Lubang besar yang berada di atas daerah tropis sangat berpotensi meningkatkan risiko penyakit pada sejumlah besar populasi global.


"Daerah tropis merupakan setengah dari luas permukaan planet dan merupakan rumah bagi sekitar setengah populasi dunia," kata Qing-Bin Lu, ilmuwan Universitas Waterloo dan penulis makalah dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip IFL Science.


"Keberadaan lubang ozon tropis dapat menyebabkan masalah global yang besar," imbuhnya.


Selebihnya, sejak pertengahan 1970-an, para ilmuwan telah menyadari peran bahan kimia industri buatan manusia dalam menipiskan lapisan ozon yang membuat bahan kimia seperti chlorofluorocarbons (CFC, penyebab utama) dilarang. Sayangnya, efeknya pada lapisan ozon tampaknya bertahan lama.


Menganga sepanjang tahun

Lubang di atas daerah tropis memiliki perbedaan dari lubang di Antarktika, tidak hanya ukurannya yang sangat besar, tetapi juga daya tahan musimannya. Lubang ozon Antarktika memiliki siklus musiman. Lubang ini kehilangan O3 paling banyak pada bulan September dan Oktober, tetapi ini kemudian terisi kembali sebelum siklus tersebut dimulai lagi.


Namun sebaliknya, lubang ozon tropis bertahan sepanjang musim. Artinya, wilayah yang berada di bawahnya menghadapi risiko paparan radiasi UV dalam tingkat yang lebih besar sepanjang tahun.


"Penipisan lapisan ozon dapat menyebabkan peningkatan radiasi UV di permukaan tanah, yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan katarak pada manusia, serta melemahkan sistem kekebalan manusia, menurunkan produktivitas pertanian, dan berdampak negatif pada organisme dan ekosistem perairan yang sensitif, " ujarnya.


"Penemuan ini membutuhkan studi lebih lanjut tentang penipisan ozon, perubahan radiasi UV, peningkatan risiko kanker, dan efek negatif lainnya pada kesehatan dan ekosistem di daerah tropis," imbuhnya.



Sumber : Scense Diary

Mungkin Anda Suka