7 Mitos Seputar Perkuliahan, Apakah Benar Sulit Lulus Apabila Tidak Ospek
SmashNews - Dunia perkuliahan memiliki banyak mitos yang masih berujung tanda tanya. Misalnya, apakah betul jurusan X yang dikenal santai, pada kenyataannya memang begitu. Atau, kalau masuk jurusan Y, apakah harus bisa menggambar. Akan tetapi, tak jarang juga calon mahasiswa baru meyakini mitos-mitos itu karena belum ada jawaban pasti mengenai kebenarannya.
SmasNews telah merangkum beberapa mitos dan penjelasannya berdasarkan berbagai sumber. Berikut selengkapnya.
Mitos-Mitos Perkuliahan
1. Jurusan soshum tidak ada hitung-hitungannya
Dikutip dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I, calon mahasiswa terkadang berpikiran bahwa jurusan-jurusan sosial dan humaniora tidak mempelajari hitung-hitungan. Padahal, tidak demikian. Kenyataannya, program studi (prodi) soshum seperti Ilmu Komunikasi juga masih mempelajari materi hitung-menghitung untuk mengerjakan skripsi dengan metode kuantitatif.
2. Kampus terkenal menjamin kesuksesan
Kuliah di kampus bergengsi tidak serta merta menjamin sukses atau tidaknya seseorang dalam berkarier. Sebab, ada beberapa faktor lain yang menentukan seperti kemampuan beradaptasi, soft skill, hard skill, juga kemampuan berjejaring.
3. Jurusan menentukan profesi
Saat menempuh perkuliahan, mahasiswa bisa mengikuti berbagai kegiatan di luar kelas yang bermanfaat dalam pengembangan jejaring dan keahlian. Hal ini juga dapat menyebabkan seseorang ketika lulus malah memiliki karier yang bertolakan dengan jurusan kuliahnya.
4. Rugi jika tidak ikut berorganisasi
Selain berorganisasi, sebetulnya ada banyak pilihan kegiatan di luar kampus. Mengutip dari Zenius, mahasiswa bisa mengikuti kegiatan relawan, magang, dan lainnya.
Mengikuti organisasi memang menguntungkan dalam beberapa hal, tapi pilihan kegiatan bermanfaat lainnya tak hanya itu.
5. Kalau tidak ikut ospek, tidak bisa lulus
Ospek adalah kependekan dari orientasi studi dan pengenalan kampus. Seringkali, calon mahasiswa baru mungkin mendengar bahwa konsekuensi tidak ikut Ospek adalah susah lulus. Padahal, tidak demikian.
Hanya saja, tanpa mengikutinya, mahasiswa baru akan sedikit lebih sulit memperoleh teman baru dan mendapat informasi mengenai kampus masing-masing. Beberapa kampus juga mensyaratkan sertifikat ospek dalam pendaftaran wisuda.
6. Kampus negeri lebih baik dari kampus swasta
Melihat ucapan selamat atas penerimaan di perguruan tinggi negeri (PTN) tujuan memang membahagiakan, tapi bukan berarti PTN lebih unggul dari perguruan tinggi swasta (PTS). Calon mahasiswa baru perlu melihat juga bagaimana akreditasi jurusan terkait.
Sebab, bisa jadi suatu jurusan di sebuah PTN memiliki akreditasi yang masih B atau C, sedangkan jurusan yang sama di sebuah PTS sudah berstatus akreditasi A.
7. Bebas masuk kelas dan berpakaian
Disebutkan dalam laman Aku Pintar, mahasiswa perlu berhati-hati terhadap dosen yang memiliki kesan longgar. Memang ada sebagian dosen yang terkesan cuek atau santai dengan mahasiswa yang gemar datang terlambat atau bolos, tetapi presensi tetap terhitung dalam komposisi nilai akhir semester.
Selain itu, perhatikan juga cara berpakaian jurusan kalian. Di jurusan tertentu seperti kependidikan, misalnya, mahasiswanya dibiasakan berpakaian rapi layaknya guru. Ketentuan ini turut berlaku pada jurusan yang terkait dengan kesehatan atau kampus ikatan dinas.
Itulah beberapa mitos seputar dunia perkuliahan yang perlu Sobat esensi ketahui. Kapan nih, kalian mulai masuk kuliah?
Sumber : Detik.Edu